Liburan sekolah saatnya musim khitanan. Rumah Zakat dalam rangkaian kegiatan merangkai senyum indonesia, khususnya program senyum sehat mengadadakan kegiatan khitanan massal. Kegiatan ini dilaksanakan di Rumah Bersalin Gratis Rumah Zakat Cab. Yogyakarta. Untuk mengawali kegiatan ini, ada sesi pembukaan. Pembukaan diisi dengan sambutan dari Branch Manager Rumah Sehat Indonesia Cab. Yogyakarta dan edukasi dari tim dokter tentang khitan.
Adapun opening ceremony ini diikuti oleh kurang lebih 50 orang tua dan peserta khitan gelombang pertama. Setelah usai opening ceremony, para peserta khitan diarahkan ke ruang dongeng. Ruang dongeng ini berfungsi untuk mengkondisikan psikologis peserta agar tetap tenang. Beberapa film anak dan dongeng cukup membuat peserta senang mengikutinya.
Setelah ruang khitan telah siap, secara bergiliran peserta dipanggil untuk masuk ruang khitan. Walaupun ada tangis ketakutan atau kesakitan, peserta tetap mau dikhitan. Namun ada juga beberapa peserta yang harus dibujuk supaya mau dikhitan dengan ditemani oleh orang tuanya.
Seusai dikhitan, peserta akan diberi obat oleh petugas yang sudah siap diruang obat. Dan juga, dibekali obat untuk dibawa pulang serta uang saku.
Gelombang kedua mulai datang sekitar pukul 11.00 dan sambil menunggu giliran, mereka diarahkan ke ruang dongeng untuk bergabung bersama yang lain mengikuti “terapi psikologi” sebelum dikhitan.
Akhirnya, sebanyak 81 peserta telah dikhitan oleh tim dokter yang berjumlah 8 orang. Lancarnya acara ini didukung oleh partisipasi dari semua pihak, para medis, tim sterilisasi dan tentu saja tim relawan Rumah Zakat Cab. Yogyakarta.
Sebaik-baik orang adalah yang banyak bermanfaat untuk orang lain.. Semakin sehat, semakin produktif, semakin bermanfaat
Minggu, 26 Juni 2011
Selasa, 21 Juni 2011
Rumah Bersalin Gratiis solusi kesehatan masyarakat
Rumah Bersalin Gratiis hadir untuk meringankan masyarakat yang kurang mampu untuk dapat mengakses layanan kesehatan secara gratis. Meski dari pemerintah sudah menggalakkan program jaminan kesehatan bagi masyarakat, Rumah Bersalin Gratis atau sering disebut RBG yang menjadi bagian mitra pemerintah memberikan fasilitas kesehatan tanpa bayar. RBG tidak hanya hadir di Kota gudeg Yogyakarta, tetapi hadir di berbagai kota besar di Indonesia yaitu, Medan, Pekan Baru, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Bandung, Semarang, Surabaya.
Rumah Bersalin Gratiis cabang Yogyakarta yang beralamat di jalan Parangtritis No 7 telah memiliki izin Rumah Bersalin Rumah Zakat ini sudah beroprasi sudah hampir genap 4 tahun tepatnya di tanggal 29 Juli 2011. RBG memang akan menjadi salah satu rumah sakit yang membebaskan pasiennya dari biaya apa pun atas obat atau jasa medis yang didapatkan. Syaratnya mudah. Selain memang sakit, sedang mengandung, atau segera melahirkan, pasien haruslah warga kurang mampu.
Sebutannya adalah mustahik atau orang yang berhak menerima zakat.Sebab,dana untuk operasional RBG diambil dari zakat yang dikelola Rumah Zakat. RBG memang perwujudan dari misi RZ untuk ikut menekan angka kematian ibu dan anak di Indonesia yang sangat tinggi. Dalam catatannya, angka kematian ibu dan anak di Indonesia mencapai 35 jiwa per 1.000 kelahiran hidup.Angka yang sangat jauh di atas catatan Singapura yang hanya 3–4 jiwa per 1.000 kelahiran hidup.”RBG ini menjadi rintisan rumah sakit ibu dan anak (RSIA) yang menjadi jalan untuk menekan angka kematian ibu dan anak.
Karena itu, meski gratis, kami siap memberikan layanan yang excellent kepada pasien kami. Mereka yang miskin tetap bisa mendapatkan layanan seperti orang mampu pada umumnya. Saat ini jumlah pasien yang datang ke RBG sudah cukup optimal, dalam sebulan jumlah penerima manfaat sejumlah 3000 orang dari jumlah layanan yang diberikan. Layanan RBG yaitu klinik dokter umum, persalinan, layanan pemeriksaan ibu hamil, imunisasi, KB, kontrol nifas, khitan, pengantaran pasien dan pengantaran jenazah, dan layanan mobil klinik keliling ke wilayah binaan Rumah Zakat. RBG Yogyakarta memiliki dua buah mobil ambulans dan sebuah mobil klinik keliling.
”Respons masyarakat di sini cukup bagus. Sudah banyak yang tahu. Klinik dokter umum diberikan oleh dokter-dokter yang sudah memiliki izin praktek. Untuk pertolongan melahirkan, dapat dilayani di RBG dengan bidan dan perawat yang telah terlegalitas. Harapan RBG Yogyakarta Jumlah mustahik atau warga miskin di Kota Yogyakarta juga ikut merasakan hadirnya RBG.
RBG menjamin mereka yang berhak akan benar-benar tanpa bayar untuk menikmati fasilitas yang ada.Apalagi, ketentuan untuk mendapatkan layanan gratis cukup mudah. Ketentuan itu di antaranya surat keterangan tidak mampu dari aparat setempat. Bisa kepala desa atau lurah, ketua RT dan RW. Atau bahkan lebih mudah lagi, yaitu rekomendasi dari takmir masjid sekitar rumah pasien meski mungkin pasien nonmuslim. Meski diperuntukkan bagi kaum papa, bukan berarti RBG nantinya akan menolak warga yang berpunya. Sebab bagi tim medis, haram hukumnya menolak pasien yang datang dan membutuhkan pertolongan.
“Namun untuk mereka yang mampu, akan pungut biaya dikarenakan dana zakat ini hanya untuk masyarakat yang tidak mampu.biaya ini sifatnya infaq sebagai pengganti bahan habis pakai/obat yang dikeluarkan. Jumlah SDM yang dimiliki sudah 21 karyawan.Tenaga kerja tersebut adalah 3 perawat, 3 dokter, 3 bidan, petugas depo obat, rekam medis dan front office, 3 driver, 1 petugas kebersihan, 2 security, 2 project dan 2 operasional. “jika kita ingin melihat senyum Rasulullah, carilah jalan untuk membuat tersenyum para mustahik,”
Rabu, 15 Juni 2011
Manager Vs Leader
Apakah anda bisa membedakan antara manajer dan leader? Dua kata yang lingkup kerjanya berkecimpung dalam sebuah manajemen. Manajer berasal dari kata “manage” yang artinya mengelola. Manajer artinya adalah orangyang mengelola. Sedangkan leader berasal dari ” Lead” yang artinya memimpin. Jadi leader adalah orang yang memimpin. Bagaimana kita bisa membedakannya keduanya dalam gambaran aktivitas? Kalau kita akan menilai seseorang : apakah dia pemimpin yang baik, kepada siapa kita akan bertanya? Kalau kita akan menilai apakah dia manajer yang baik, kepada siapa pertanyaan itu dilontarkan?
Pernahkan anda melihat seorang atasan yang dipindahtugaskan dan semua anak buahnya merasa keberatan? Mereka merasa atasannya selama ini sangat peduli dan memperjuangkan banyak hal untuk mereka. Tetapi pihak top manajemen memindahkan ke divisi lain atau bahkan tidak memberikan lagi jabatan apapun? Pernahkan anda melihat atasan yang mempunyai kesan buruk di mata bawahannya tetapi selalu mendapat pujian dari atasannya? Dua fenomena yang bertolak belakang karena dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Yang satunya dari sudut pandang bawahan dan satunya dari sudut pandang atasan.Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Dalam ilmu manajemen di kenal fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan oleh seorang manajer yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut yang dalam sering di kenal dengan PDCA (Plan, do, check, action). Artinya, berbicara tentang manajemen adalah bagaimana merencanakan hasil dan mencapainya. Manajemen adalah bagaimana mendapatkan sumber daya dan mendayagunakan agar melaksanakan pekerjaan dengan dengan efektiv dan efisien. Manajemen adalah bagaimana kita menyelesaikan masalah yang ada dan mencegah tidak terulang kembali atau agar tidak muncul sejak awal. Manajer adalah orang yang diberi tugas untuk melakukan hal-hal tersebut, merencanakan hasil, berusaha mencapai target dan melaporkannya kepada atasan. Dalam hal ini, atasanlah yang tahu persis, apakah seseorang bisa menjadi manajer yang baik atau tidak. Atasanlah yang bisa menilai apakah kinerja seorang manajer baik atau tidak.
Kepemimpinan merupakan unsur seni dalam manajemen. Kepemimpinan berkecimpung dalam sisi manusia yang tidak terstruktur dalam sebuah tugas-tugas menyelesaikan pekerjaan. Kalau dalam manajemen ada bidang garap sumber daya manusia, adalah bagaimana mengelola kompetensi dan ketrampilan agar bisa melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Dalam kepemimpinan ini adalah bagaimana kita memupuk semangat sumber daya manusia kita agar bisa bekerja dengan baik. Kepemimpinan adalah bagaimana kita menggerakkan bawahan kita agar sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Kepemimpinan adalah bagaimana kita memberikan tauladan, bagaimana memahami bawahan, menghormati setiap individu dan bisa ngemong. Kepemimpinan adalah bagaimana memberikan dampak positif terhadap cara berpikir , perilaku dan kinerja bawahan. Efek dari kepemimpinan ini bisa dirasakan terutama oleh bawahan. Sehingga bawahanlah yang tahu, kita ini pemimpin yang baik atau bukan. Dan pertanyaan yang tepat apakah kita pemimpin yang baik atau bukan lebih tepatnya dilontarkan kepada bawahan.
Apakah manajer yang baik selalu menjadi pimpinan yang baik? Belum tentu. Fenomena di atas telah menunjukkan bahwa bisa jadi seseorang bisa menjadi manajer yang baik dimata atasan karena target-target pekerjaan bisa tercapai, karena laporan bisa dikirimkan tepat waktu dan masalah-masalah bisa di selesaikan dengan baik. Tetapi bisa jadi dia bukan pemimpin yang baik karena mencapaian hasil tersebut dilakukan dengan kepemimpinan yang otoriter, tidak memahami dan mengerti kondisi bawahan, memandang bawahan sebagai alat untuk bekerja bukan sebagai manusia. Sehingga memberikan kesan buruk dimata bawahan dan bahkan berharap pimpinannya segera dipindahkan.
Jadi manajer dan pemimpin yang baik adalah yang mempunyai nilai yang baik dimata atasan maupun bawahannya. Manajer yang juga pemimpin adalah yang tidak memandang manusia sebagai alat untuk bekerja tetapi sebagai sebuah potensi yang perlu digali dan dikembangkan agar lebih bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan perusahaan. Manajer yang juga pemimpin adalah yang mengangkat dan mengakui sisi-sisi kemanusiaan di tempat kerja. Manajer yang juga pemimpin adalah yang tidak hanya terfokus pada target semata tetapi bagaimana menumbuhkan kesadaran semua pihak untuk mencapainya. Apakah anda seorang manajer dan pemimpin yang baik? Tanyakan hal ini kepada atasan dan bawahan anda.
Selasa, 14 Juni 2011
Ide Sedekah Sampah
Awalnya ide ini tercetus saat saya butuh refreshing kegiatan program kesehatan yang ada di ICD (Integrated Community Development) atau sering disebut desa binaan Rumah Zakat. Lalu saya sempatkan untuk silaturahim ke beberapa orang pakar dan praktisi pemberdayaan kesehatan untuk berbagi ilmu, diskusi, sharing ide kegiatan program kesehatan Rumah Zakat di ICD agar lebih progresif dan sustainable.
Akhirnya saya bertemu ketua jurusan sekaligus dosen kuliah saya dulu, kebetulan beliau merupakan ahli kesehatan lingkungan di Indonesia. Sembari menanyakan kabar saya sampaikan mengenai rumah zakat dan pemberdayaannya. Setelah mendengar mengenai program kesehatan di Rumah Zakat Subhanlloh beliau langsung menyampaikan keinginannya yang begitu besar untuk ikut terlibat dalam pemberdayaan masyarakat khususnya kesehatan di Rumah Zakat. Sambil berdiskusi beberapa program, beliau bercerita mengenai ide sederhana yang sudah diterapkan sebelumnya di Bantul yaitu bagaimana pendanaan masjid tidak sekedar bergantung dari bantuan donatur/infaq masjid . pendaaan masjid dapat diupayakan dari jama’ah masjid dengan cara sedekah sampah. Dimana setiap orang yang akan pergi ke masjid diminta membawa sampah yang dipilah sesuai jenisnya. Pengurus masjid dibentuk untuk mengelola sampah ini sampai mendatangkan pengepul untuk membeli sampah. Sampah organik akan di kelola secara komposting dan dijual dipasar tanaman. Sehingga dapat mendatangkan kas masjid tanpa bergantung dari donatur atau infaq masjid saja, kemakmuran masjid di Bantul dalam menyelenggarakan kegiatan sudah dapat terlaksana berkat sedekah sampah.
Lalu pikiran saya tertuju pada salah satu desa binaan Rumah Zakat di Jambidan Banguntapan Bantul yang selama ini telah kita dampingi posyandunya. Hampir semua posyandu berjalan karena adanya dana baik dari pemerintah maupun pemberian kas kampung. Hal ini dapat diupayakan untuk tidak bergantung dari kas yaitu dengan menduplikasi sedekah sampah dimasjid tadi dengan sedekah sampah di posyandu caranya ibu-ibu pada saat datang ke posyandu diminta membawa sampah. Untuk selanjutnya tim dari posyandu yang akan menjual ke pengepul dan dana itu dimanfaatkan untuk kegiatan posyandu yang selama ini kembang kempis menunggu bantuan. Selain lingkungan menjadi bersih, kemandirian (sustainable) anggaran dapat terus berjalan. Bukankah disitulah salah satu letak pemberdayaan masyakarat sesuangguhnya, yaitu memandirikan masyarakat tanpa bergantung pada pihak tertentu.
Akhirnya saya bertemu ketua jurusan sekaligus dosen kuliah saya dulu, kebetulan beliau merupakan ahli kesehatan lingkungan di Indonesia. Sembari menanyakan kabar saya sampaikan mengenai rumah zakat dan pemberdayaannya. Setelah mendengar mengenai program kesehatan di Rumah Zakat Subhanlloh beliau langsung menyampaikan keinginannya yang begitu besar untuk ikut terlibat dalam pemberdayaan masyarakat khususnya kesehatan di Rumah Zakat. Sambil berdiskusi beberapa program, beliau bercerita mengenai ide sederhana yang sudah diterapkan sebelumnya di Bantul yaitu bagaimana pendanaan masjid tidak sekedar bergantung dari bantuan donatur/infaq masjid . pendaaan masjid dapat diupayakan dari jama’ah masjid dengan cara sedekah sampah. Dimana setiap orang yang akan pergi ke masjid diminta membawa sampah yang dipilah sesuai jenisnya. Pengurus masjid dibentuk untuk mengelola sampah ini sampai mendatangkan pengepul untuk membeli sampah. Sampah organik akan di kelola secara komposting dan dijual dipasar tanaman. Sehingga dapat mendatangkan kas masjid tanpa bergantung dari donatur atau infaq masjid saja, kemakmuran masjid di Bantul dalam menyelenggarakan kegiatan sudah dapat terlaksana berkat sedekah sampah.
Lalu pikiran saya tertuju pada salah satu desa binaan Rumah Zakat di Jambidan Banguntapan Bantul yang selama ini telah kita dampingi posyandunya. Hampir semua posyandu berjalan karena adanya dana baik dari pemerintah maupun pemberian kas kampung. Hal ini dapat diupayakan untuk tidak bergantung dari kas yaitu dengan menduplikasi sedekah sampah dimasjid tadi dengan sedekah sampah di posyandu caranya ibu-ibu pada saat datang ke posyandu diminta membawa sampah. Untuk selanjutnya tim dari posyandu yang akan menjual ke pengepul dan dana itu dimanfaatkan untuk kegiatan posyandu yang selama ini kembang kempis menunggu bantuan. Selain lingkungan menjadi bersih, kemandirian (sustainable) anggaran dapat terus berjalan. Bukankah disitulah salah satu letak pemberdayaan masyakarat sesuangguhnya, yaitu memandirikan masyarakat tanpa bergantung pada pihak tertentu.
Rabu, 01 Juni 2011
Renungan di awal hari kerja..
(*) Jangan menunggu bahagia, baru tersenyum.
Tapi tersenyumlah, maka kamu kian bahagia.
(*) Jangan menunggu kaya, baru mau beramal.
Tapi beramal lah, maka kamu semakin kaya.
(*) Jangan menunggu termotivasi, baru bergerak.
Tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi.
(*) Jangan menunggu dipedulikan orang baru anda peduli,
Tapi pedulilah dengan orang lain! maka anda pasti akan dipedulikan.
(*) Jangan menunggu orang memahami kamu, baru kita memahami dia.
Tapi pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu.
(*) Jangan menunggu terinspirasi, baru menulis.
Tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.
(*) Jangan menunggu proyek, baru bekerja.
Tapi berkerjalah, maka proyek akan menunggumu.
(*) Jangan menunggu dicintai, baru mencintai.
Tapi belajarlah mencintai, maka anda akan dicintai.
(*) Jangan menunggu banyak uang, baru hidup tenang.
Tapi hiduplah dengan tenang, maka bukan hanya sekadar uang yang datang,
tapi damai sejahtera.
(*) Jangan menunggu contoh, baru bergerak mengikuti.
Tapi bergeraklah, maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.
(*) Jangan menunggu sukses, baru bersyukur.
Tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu.
Semoga hati kita semakin lembut dengan kebaikan dan kesabaran..
Selamat beraktifitas sobat pejuang.. siapkan, berjuang, menangkan..!!
Tapi tersenyumlah, maka kamu kian bahagia.
(*) Jangan menunggu kaya, baru mau beramal.
Tapi beramal lah, maka kamu semakin kaya.
(*) Jangan menunggu termotivasi, baru bergerak.
Tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi.
(*) Jangan menunggu dipedulikan orang baru anda peduli,
Tapi pedulilah dengan orang lain! maka anda pasti akan dipedulikan.
(*) Jangan menunggu orang memahami kamu, baru kita memahami dia.
Tapi pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu.
(*) Jangan menunggu terinspirasi, baru menulis.
Tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.
(*) Jangan menunggu proyek, baru bekerja.
Tapi berkerjalah, maka proyek akan menunggumu.
(*) Jangan menunggu dicintai, baru mencintai.
Tapi belajarlah mencintai, maka anda akan dicintai.
(*) Jangan menunggu banyak uang, baru hidup tenang.
Tapi hiduplah dengan tenang, maka bukan hanya sekadar uang yang datang,
tapi damai sejahtera.
(*) Jangan menunggu contoh, baru bergerak mengikuti.
Tapi bergeraklah, maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.
(*) Jangan menunggu sukses, baru bersyukur.
Tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu.
Semoga hati kita semakin lembut dengan kebaikan dan kesabaran..
Selamat beraktifitas sobat pejuang.. siapkan, berjuang, menangkan..!!
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Keberadaan Rumah Bersalin Gratis adalah suatu bentuk refocusing penyaluran dana zakat dalam program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan o...
-
Terinsiprasi mulutmu harimau mu, dan ternyata tidak hanya dari mulut sumber segalanya, tapi sumber dari penyakit berawal dari tangan yang t...