Awalnya ide ini tercetus saat saya butuh refreshing kegiatan program kesehatan yang ada di ICD (Integrated Community Development) atau sering disebut desa binaan Rumah Zakat. Lalu saya sempatkan untuk silaturahim ke beberapa orang pakar dan praktisi pemberdayaan kesehatan untuk berbagi ilmu, diskusi, sharing ide kegiatan program kesehatan Rumah Zakat di ICD agar lebih progresif dan sustainable.
Akhirnya saya bertemu ketua jurusan sekaligus dosen kuliah saya dulu, kebetulan beliau merupakan ahli kesehatan lingkungan di Indonesia. Sembari menanyakan kabar saya sampaikan mengenai rumah zakat dan pemberdayaannya. Setelah mendengar mengenai program kesehatan di Rumah Zakat Subhanlloh beliau langsung menyampaikan keinginannya yang begitu besar untuk ikut terlibat dalam pemberdayaan masyarakat khususnya kesehatan di Rumah Zakat. Sambil berdiskusi beberapa program, beliau bercerita mengenai ide sederhana yang sudah diterapkan sebelumnya di Bantul yaitu bagaimana pendanaan masjid tidak sekedar bergantung dari bantuan donatur/infaq masjid . pendaaan masjid dapat diupayakan dari jama’ah masjid dengan cara sedekah sampah. Dimana setiap orang yang akan pergi ke masjid diminta membawa sampah yang dipilah sesuai jenisnya. Pengurus masjid dibentuk untuk mengelola sampah ini sampai mendatangkan pengepul untuk membeli sampah. Sampah organik akan di kelola secara komposting dan dijual dipasar tanaman. Sehingga dapat mendatangkan kas masjid tanpa bergantung dari donatur atau infaq masjid saja, kemakmuran masjid di Bantul dalam menyelenggarakan kegiatan sudah dapat terlaksana berkat sedekah sampah.
Lalu pikiran saya tertuju pada salah satu desa binaan Rumah Zakat di Jambidan Banguntapan Bantul yang selama ini telah kita dampingi posyandunya. Hampir semua posyandu berjalan karena adanya dana baik dari pemerintah maupun pemberian kas kampung. Hal ini dapat diupayakan untuk tidak bergantung dari kas yaitu dengan menduplikasi sedekah sampah dimasjid tadi dengan sedekah sampah di posyandu caranya ibu-ibu pada saat datang ke posyandu diminta membawa sampah. Untuk selanjutnya tim dari posyandu yang akan menjual ke pengepul dan dana itu dimanfaatkan untuk kegiatan posyandu yang selama ini kembang kempis menunggu bantuan. Selain lingkungan menjadi bersih, kemandirian (sustainable) anggaran dapat terus berjalan. Bukankah disitulah salah satu letak pemberdayaan masyakarat sesuangguhnya, yaitu memandirikan masyarakat tanpa bergantung pada pihak tertentu.
Sebaik-baik orang adalah yang banyak bermanfaat untuk orang lain.. Semakin sehat, semakin produktif, semakin bermanfaat
Selasa, 14 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Keberadaan Rumah Bersalin Gratis adalah suatu bentuk refocusing penyaluran dana zakat dalam program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan o...
-
Terinsiprasi mulutmu harimau mu, dan ternyata tidak hanya dari mulut sumber segalanya, tapi sumber dari penyakit berawal dari tangan yang t...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar