Jumat, 30 September 2011

JAMPERSAL (Jaminan Persalinan)


 INFORMASI MENGENAI JAMPERSAL (JAMINAN PERSALINAN)
Jampersal adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, petolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB dan pelayanan bayi baru lahir.
 Program yang diusung Kementerian Kesehatan ini memberikan Jampersal bagi masyarakat yang melahirkan di rumah sakit pemerintah kelas III, persalinan  di bidan , persalinan Rumah Bersalin serta rumah sakit swasta kelas III yang merupakan mitra kerjasama dengan Dinas Kesehatan.
Jampersal dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap persalinan yang sehat dengan cara memberikan kemudahan pembiayaan kepada seluruh ibu hamil yang belum memiliki Jaminan pemerintah. Jampersal ini diberikan kepada semua ibu hamil agar dapat mengakses pemeriksaan persalinan, pertolongan persalinan, pemeriksaan nifas dan pelayanan Keluarga Berencana (KB) oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan sehingga dapat mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional serta Millennium Development Goals (MDGs). 

TUJUAN PEMERINTAH MENYELENGGARAKAN JAMPERSAL
Tujuan umum Jampersal adalah untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB melalui jaminan pembiayaan untuk pelayanan persalinan. 

SASARAN JAMPERSAL
Sasaran Jampersal adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas (sampai 42 hari pasca melahirkan) dan bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari).


 Template Laporan RBGSYARAT DAN KETENTUAN JAMPERSAL
Jenis Pelayanan :
 
ANC dan NIFAS               
Identitas yang disertakan
1. Fotocopy KTP/C1 pasien
2. Foto copy lembar pelayanan pada buku KIA

PERSALINAN
Identitas yang disertakan  
1. Fotocopy KTP/C1 pasien
2. Foto copy lembar pelayanan pada buku KIA
3. Buku KIA
4. Partograf
5. Fotocopy rujukan (tertulis tindakan yang sudah dilakukan dan di ttd pasien)

JENIS LAYANAN JAMPERSAL 

1.     Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
Pemeriksaan kehamilan sampai 4 kali yaitu
§ K1 Pemeriksaan kehamilan ke 1
§ K2 Pemeriksaan kehamilan rutin ke 2
§ K3 Pemeriksaan kehamilan rutin ke 3
§ K4 Pemeriksaan kehamilan rutin ke 4
2.     Persalinan Normal
3.     Nifas
1.Kunjungan nifas dan kunjungan neonates saat pasien di nakes
2.Kontrol nifas pertama setelah 1 pekan pasca persalinan dan tindakan imunisasi BCG
3. Kontrol bayi sampai hari ke 8 s/d 28
4. Kontrol nifas pada hari ke 35 s/d 42 hari pasca persalinan dan pelayanan KB (1 kali)

** Rumah Bersalin Rumah Zakat Cabang Yogyakarta menerima pasien Ibu Hamil dengan kepesertaan JAMPERSAL (Jaminan persalinan) 
    info (0274) 377 891 Jalan Parangtritis km 0 No 7


Senin, 19 September 2011

Wacana Jogja berhati nyaman..

Menurut beberapa survey tentang kota yang nyaman untuk dijadikan tempat tinggal, pasti jogja adalah salah satunya. Kota ini terkenal dengan kota pelajar, mungkin adalah kota pelajar terbesar di Indonesia. Banyaknya kampus dan universitas yang ada di sana sangat besar kontribusinya dalam membuat kota ini hidup, jauh lebih besar kontribusinya dibandingkan dengan kesenian dan wisata alamnya.Indikatornya adalah bahwa kota ini ibarat kota mati saat libur kuliah dan lebaran karena sebagian besar penduduknya merupakan mahasiswa perantau.

Mendapatkan cap sebagai kota yang nyaman, tentunya harus diimbangi dengan mudahnya mendapatkan akses tempat tinggal disana. Mudah dalam arti harga beli rumah disana sangat terjangkau bagi warganya. Namun kenyataannya apakah seperti itu?

Saat ini hampir tidak mungkin kita menemukan harga rumah dibawah 100 juta di jogja, untuk type rumah terkecil sekalipun, misalnya 27/72, terutama di wilayah yang ada kampusnya, khususnya sleman. Bahkan saat ini untuk mendapatkan harga 150 juta pun sudah sedemikian susahnya. Yang ada adalah hampir sebagian besar 200 juta ke atas. Harga rumah yang sedemikian mahal apakah diimbangi dengan pendapatan perkapita warganya yang juga meningkat? Jawabannya adalah belum tentu.

 COba kita lihat, untuk hidup di jogja, orang sering bertanya: saya kerja apa di jogja?disana hampir tidak ada industry pabrik? Satau-satunya yang cukup besar adalah PT Sari Husada dengan susu SGM nya. Diluar itu hampir tidak ada. Yang ada adalah sector wisata, jika bekerja di sector ini berapa gaji yang diharapkan? Idealnya untuk mendapatkan rumah di harga 200 juta ke atas, seseorang setidaknya berpenghasilan 6 juta ke atas. Apakah sector wisata memungkinkan? Bagaimana dengan staf pengajar/dosen universitas? Sepertinya juga tdk. sampai, bagaimana dengan pegawai bank atau jasa keuangan lainnya? Sepertinya gaji seperti itu untuk level supervisor ke atas, yang jumlahnyapun juga terbatas dengan masa kerja sekitar 4-5 tahun ke atas.
Beberapa kampus besar ada di sana, banyak dicari rumah kontrakan dan kost-kostan dekat UGM, UIN Sunan Kalijaga, UPN Yogyakarta, dsb. Jika dilihat masih adanya jarak yang cukup jauh antara kebutuhan dan daya beli tersebut, Lantas sebenarnya siapakah market yang diincar para pengembang/developer perumahan tersebut? 

Hal yang mesti kita ingat adalah bahwa kehidupan kota jogja sangat didukung oleh keberadaan mahasiswa yang menuntut ilmu disana. Konon kabarnya untuk dana penyaluran kredit usaha, di jogja masih kalah dibandingkan dengan solo, kota di sekitarnya yang masih kalah besar dibandingkan jogja sendiri yang berstatus daerah istimewa (sekelas propinsi). Mengapa demikian? Kemungkinan karena memang para mahasiswa yang menuntut ilmu di jogja adalah subyek konsumtif, sebagian besar adalah membelanjakan uang, bukan memutar uang untuk bisnis. Nah pelaku bisnisnya siapa?Apakah mereka tidak membutuhkan pembiayaan? Pastinya butuh, namun karena skala mahasiswa butuhnya adalah konsumtif barang-barang retail, maka jadinya adalah bisnis kelas kaki lima yang banyak tumbuh disana, sehingga pembiayaan kreditnya pun juga gak terlalu kelihatan.

Nah pasar mahasiswa yang jumlahnya ribuan inilah yang kemungkinan besar dilirik para pengembang/developer perumahan. Setidaknya ada 3 market yang diincar:
1. Mahasiswanya sendiri, untuk kost-kostan atau kontrakan
2. Orang tua mahasiswa, untuk investasi sekaligus hemat biaya tempat tinggal anaknya yang kuliah
3. Investor yang ingin mengambil untung dengan besarnya jumlah mahasiswa yang kuliah disana dengan model bisnis kost-kostan atau kontrakan.
Hal inilah yang membuat harga rumah di jogja relative tidak murah. Sehingga tidak mengherankan kalau pemilik/pembeli perumahan baru bukanlah orang jogja sendiri, tapi kemungkinan malah banyak orang-orang dari Jakarta, atau bahkan luar jawa.

Sabtu, 17 September 2011

Lokakarya kader kesehatan

Aspek penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat adalah program yang disusun sendiri oleh masyarakat, mampu menjawab kebutuhan dasar masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin dan kelompok yang terpinggirkan lainnya, dibangun dari sumberdaya lokal, sensitif terhadap nilai-nilai budaya lokal, memperhatikan dampak lingkungan, tidak menciptakan ketergantungan, berbagai pihak terkait terlibat (instansi pemerintah, lembaga penelitian, perguruan tinggi, LSM, swasta dan pihak lainnya), serta berkelanjutan.
Pemberdayaan bidang kesehatan, menyangkut kemandirian masyarakat untuk mengorganisir lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM, KSM, PKK, Dasawisma, Posyandu,dll) untuk menanggulangi faktor resiko penyakit dan menghimpun iuran-kesehatan, termasuk meningkatkan kemampuan untuk memerangi kapitalisasi medik yang lebih menekankan praktek-praktek kuratif dibanding preventif dan promotif. Karena itu, pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, mencakup upaya-upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Tersebut diatas merupakan sedikit cuplikan dari materi dalam Lokakarya Kader Kesehatan Binaan Rumah Zakat Cabang Yogyakarta yang disampaikan oleh Bapak Heru Subaris SKM, Mkes. Agenda yang mengambil momen bulan syawal ini, selain segabai ajang silaturahim kader, juga berbagi ilmu tentang pemberdayaan kesehatan masyarakat. Dengan mengundang 10 posyandu yang menjadi binaan di wilayah ICD di Yogyakarta, yakni ICD Jambidan, Mergangsan, Danurejan, Pleret dan Sewon. Kader kesehatan yang hadir sebanyak 44 kader. Alhamdulillah, jumlah yang melebihi target (36). Tujuan penting dari lokakarya ini adalah mensinergikan peran-peran dari rumah zakat dan kader dalam kegiatan pemberdayaan kesehatan berbasis masyarakat. Juga, menyamakan persepsi tentang konsep pemberdayaan menuju masyarakat yang mandiri terutama dalam bidang kesehatan.

Selasa, 13 September 2011

Renungan di awal kerja


(*)  Jangan menunggu bahagia,  baru tersenyum.
 Tapi tersenyumlah, maka kamu kian bahagia.

(*) Jangan menunggu kaya,  baru mau beramal.
Tapi beramal lah, maka kamu semakin kaya.

(*) Jangan menunggu termotivasi,  baru bergerak.
Tapi bergeraklah,  maka kamu akan termotivasi.

(*) Jangan menunggu dipedulikan orang baru anda  peduli,
Tapi pedulilah dengan orang lain! maka anda pasti  akan dipedulikan.

(*) Jangan menunggu orang memahami kamu,  baru kita memahami dia.
Tapi pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu.

(*) Jangan menunggu terinspirasi,  baru menulis.
Tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.

(*) Jangan menunggu proyek,  baru bekerja.
Tapi berkerjalah, maka proyek akan menunggumu.

(*) Jangan menunggu dicintai,  baru mencintai.
Tapi belajarlah mencintai, maka anda  akan dicintai.

(*) Jangan menunggu banyak uang,  baru hidup tenang.
Tapi hiduplah dengan tenang, maka bukan hanya sekadar uang yang datang,
 tapi damai sejahtera.

(*) Jangan menunggu contoh,  baru bergerak mengikuti.
Tapi bergeraklah, maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.

(*) Jangan menunggu sukses,  baru bersyukur.
Tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu.

Semoga hati kita semakin lembut dengan kebaikan dan kesabaran..
Selamat beraktifitas sobat pejuang..

Senin, 12 September 2011

Quiz mengandung hikmah

Tulisan ini menjadi inspirasi saya saat kemarin, disela-sela obrolan dengan teman baik saya yang bekerja (red-berjuang) sebagai kepala Klinik di wilayah Jakarta Utara (Barokalloh selamat berjuang saudaraku) .
luar biasa..!! kebaikan yang terus menerus di sebar luaskan akan menjadi add value selain akan menyehatkan hati dan jasmani kita tentunya. Teringat filosofis yang sering saya sampaikan di materi inspirasi pagi dikantor bahwa kebaikan itu ibarat bola yang dilempar ke tembok secara horisontal maka akan kembali  kepada si pelempar, pergerakan yang cepat atau lambat akan mempengaruhi percepatan kembalinya. naah begitulah kebaikan yang kita lempar/berikan kepada orang lain maka akan kembali pula kepada kita maupun keluarga kita. 
Kita sudah  sering dan paham betul mengenai hikmah dan kebaikan. Agar lebih menajamkan dan membuat makin mudah menyerap,
dibawah ada quiz yang saya peroleh dari sahabat saya tadi yang tentunya banyak mengandung hikmah. silahkan untuk ikuti dengan fun saja dengan mengisi titik-titik yg ada pada kalimat di bawah ini.Anda cukup menyimpan jawaban di dalam memori pikiran saja.


Quiz:
1. Allah ciptakan tertawa dan...
2. Allah itu mematikan dan ....
3. Allah ciptakan lelaki dan ....
4. Allah memberikan kekayaan dan ....

Jawaban atas quiz itu pada umumnya adalah:
1. Menangis,
2. Menghidupkan,
3. Perempuan,
4. Kemiskinan.

Mari kita cocokkan jawaban tersebut dengan rangkaian ayat dlm QS Al-Najm [53]: 43-48:
43. ... Dialah yg menjadikan org tertawa dan MENANGIS;
44. ... Dialah yg mematikan dan meng-HIDUP-kan;
45. ... Dialah yg menciptakan ... laki2 dan PEREMPUAN;
48. ... Dialah yg memberi kekayaan dan KECUKUPAN.

Ternyata jawaban kita utk no 1-3, umumnya cocok dg Al-Quran. Tapi, jwbn kita utk no 4 umumnya tidak cocok. Jawaban versi Quran bukan KEMISKINAN, tapi... KECUKUPAN.

Sesungguhnya Allah SWT hanya memberi kekayaan & kecukupan.

Yg menciptakan kemiskinan adalah kita sendiri, manusia. Bisa karena ketidakadilan ekonomi; bisa juga karena rasa miskin itu kita bangun di dalam pikiran kita sendiri.

Ayo bangun rasa cukup di hati dan pikiran kita, agar kita menjadi hamba yg selalu bersyukur dan selalu menebar kebaikan.

Zona Inspirasi Kompas TV